BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Dalam kedudukannya
bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki tiga fungsi
yaitu :
1. Sebagai bahasa yang di
gunakan dalam peristiwa kenegaraan,
2. sebagai bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan dan
3. sebagai alat pengembangan
kebudayaan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terkait dengan fungsi
kedua bahasa indonesia digunakan oleh guru dan siswa dan pelaku pendidikan lain
dalam lembaga pendidikan baik untuk mentransfer ilmu berdialog tentang berbagi
persoalan pendidikan dan sebaagainya. Selain itu penggunaan B.Indonesia
mencakup seluruh wilayah yang ada diIndonesiaini semua cakupan, mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi diIndonesia, seharusnya menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar tetapi pada kenyataannya tidak
demikian.
Penggunaan bahasa
Indonesia sering di campur dengan bahasa daerah (bahasa jawa), bahasa asing
ataupun bahasa gaul, apabila hal ini dibiarkan begitu saja tentunya akan
merusak bahasaIndonesia, pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Oleh
karena itu, kita harus memahami bahasabakudan nonbakuberserta penggunaannya
secara baik dan benar hingga akhirnya mampu membudayakan, tertib bahasa
indonesia secara baik dan benar dalam lingkungan kita.
Selain itu,
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, sebagaimana pula bahasa
lain sebagai bahasa asing, bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis
kepada para pembelajar. Hal ini mengandung maksud bahwa mereka diharapkan mampu
mempergunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus
dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur aslinya.
Tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia (dan atau bahasa-bahasa lainnya) sebagai bahasa asing tidak
mudah dicapai karena dalam proses pembelajarannya pastilah dijumpai banyak
permasalahan. Salah satu permasalahan itu berupa kesalahan-kesalahan berbahasa
oleh para pembelajar yang bila tidak segera diidentifikasi akan mengakibatkan
kendala berkelanjutan dalam proses pembelajaran bahasa. Apabila hal ini terjadi
– belum diidentifikasikannya kesalahan berbahasa secara tepat dan sistematis –
dikhawatirkan terjadi ketidaktepatan dalam pemilihan strategi
pembelajaran yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran
bahasa tersebut.
Kita harus tahu jenis
kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar terlebih dahulu sebelum melakukan
analisis lanjutan.Adadua jenis kesalahan berbahasa yakni, (1)
kesalahan terbuka dan (2) kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah
kesalahan berbahasa pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat dalam
kalimat-kalimat yang dihasilkan pembelajar. Kesalahan tertutup merupakan
kesalahan yang tersembunyi di balik kalimat yang tersusun secara benar menurut
tata bahasa; secara benar menurut kaidah ketatabahasaan tetapi tidak benar dari
sudut semantiknya. Lebih lanjut dikatakan bahwa kesalahan-kesalahan
terjadi karena adanya kesulitan dari pembelajar mempunyai arti yang penting
bagi peneliti yaitu mereka dapat bukti tentang cara bahasa itu dipelajari
terlebih dapat diketahui strategi atau metode yang tepat untuk pembelajarannya.
Mengingat adanya
masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing karena
terjadinya kesalahan berbahasa pembelajar, peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut permasalahan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia yang
dilakukan oleh para pembelajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dan
mencoba mengajukan alternatif pengajaran remedi agar kesalahan-kesalahan itu
berkurang. Orientasi idealis penelitian ini adalah dengan diidentifikasinya
kesalahan-kesalahan berbahasa mereka, sekaligus klasifikasinya dapat
ditentukan tahapan-tahapan pembelajarannya sehingga dapat memberikan sumbangan
berarti pada program pembelajaran bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian bahasaIndonesia baku ?
2.
Dimana sajakah bahasa baku tersebut diterapkan ?
3.
Bagaimanakah penggunaan bahasa Indonesia baku dalam membawakan dan
membacakan berita di stasiun televisi
4.
Jika ada penggunaan bahasa non baku, apa saja penyebabnya?
5.
Apakah semua pembawa berita dan pembaca berita sudah mengguanakan bahasa
baku dengan baik dan benar ?
6.
Faktor apasajakah penyebab tidak menggunakan bahasa baku.
C.
Tujuan Penelitian
1.
Agar pembaca memahami tentang pengertian bahasa baku.
2.
Agar pembaca mengetahui dimana saja bahasa baku diterapkan dalam kehidupan
pembaca.
3.
Agar mengetahui bagaimana penggunaan bahasa baku oleh pembawa dan pembaca
berita distasiun televisi.
4.
Agar mengetahui penyebab tidak digunakannya bahsa baku oleh pembaca dan
pembawa berita stasiun televisi.
5.
Agar mengetahui pembaca berita sudah memakai bahasa baku yang baik dan
benar.
6.
Agar mengetahui penyebab tidak menggunakan bahasa baku.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Pembaca lebih mengetahui bagaimana penggunaan bahasa baku yang baik dan
benar
2.
Pembaca lebih mengetahui dimana saja dan dengan siapa saja harus
menggunakan bahasa baku.
3.
Mengetahui faktor dan penyebab tidak menggunakan bahasa baku.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Bahasa Baku
Kata baku pada umumnya adalah kata yang sudah disesuaikan dengan ejaan yang
disempurnakan ( EYD ). Munculnya bentuk bahasa tidak baku dipengaruhi bahasa
asing atau bahasa daerah selain itu, pengucapan yang tidak sesuai dengan
tulisan sehingga ditulis dengan sesuia ucapan. Seperti : pratik diucapkan
praktek, bunyi / I / tersebut seolah-olah diucapakan / e/ . berikut ini
beberapa perbandingan antara katabakudengan kata tidakbaku:
Katabaku
|
Kata tidakbaku
|
Katabaku
|
Kata tidakbaku
|
Praktik
Berkata
Selesai
Ikut
Apotek
Silakan
Analisis
|
Praktek
Bilang, ngomong
Rampung
Ikutan
Apotik
Silahkan
Analisa
|
Sistem
Membuat
Komputer
Kompleks
Konteks
Kontinu
Kostum
|
Sistim
Membikin
Kompiuter
Komplek
Kontek
Kontinyu
Kostim
|
B. Contoh kalimat baku dan tidak
baku
1. Kalimat Baku
·
Semua peserta pertemuan itu sudah
hadir.
·
Kami mengucapkan terima kasih
atas kehadiran saudara.
·
Sebelum mengarang, tentukanlah
tema karangan.
·
Pertandingan itu akan berlangsung
antara Regu A dan Regu B.
·
Kita memerlukan pemikiran untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunankota.
2. Kalimat Tidak Baku
·
semua peserta daripada pertemuan
itu sudah pada hadir.
·
Kami menghaturkan terima kasih
atas kehadirannya.
·
Sebelum mengarang terlebih dahulu
tentukanlah tema karangan.
·
Pertandingan itu akan berlangsung
antara Regu A melawan Regu B.
·
Kita perlu pemikiran – pemikiran
untuk memecahkan masalah – masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembangunankota.
C. Penempatan Bahasa Baku
Yang dimaksud dengan bahasabakuadalah salah satu ragam bahasa yang
dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam
bahasa ini lazim digunakan dalam beberapa keadaan, yaitu:
Komunikasi resmi, yakni dalamsuratmenyurat resmi,suratmenyurat dinas,
pengumuman – pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang –
undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karangan ilmiah, buku pelajaran,
dan sebagainya. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah,
pidato, dan sebagainya. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Bahasa
merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang
lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya
bahasa kita kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan
komunikasi dalam masyarakat.
Bahasa
Indonesia mempunyai sebuah aturan yangbakudalam pengguanaanya, namun dalam
prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yangbakutersebut. Kata-kata
yang menyimpang disebut kata nonbaku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya
adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek
berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya
terhadap bahasaIndonesia.
Bahasa tutur mempunyai sifat yang khas yaitu:
a. Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak
menggunakan kata penghubung.
b. Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh:
bilang, bikin, pergi, biarin.
Dalam kehidupan sehari- hari sering kita jumpai penggunaan kata yang tidak
baik. Baik ucapan maupun penulisannya. Dalam bahasa ragam resmi haruslah kita
menggunakan kata- kata atau istilah- istilahbaku. Penggunaan kata – kata atau
istilah – istilah tidakbakudalam ragam resmi akan mengurangi kadar keresmian.
Tulisan – tulisan resmi seperti makalah, laporan, notulen, Dan lain – lain
haruslah menggunakan kata – kata yangbaku. Mengungkapkan gagasan dalam
pertemuan resmi seperti diskusi, tanya jawab dikelas, rapat, dan lain – lain
harus menggunakan kata – katabaku.
Secara khusuh Bahasa Indonesiabakumempunyai empat Fungsi :
Fungsi Pertama
·
Bahasa Indonesia baku berfungsi
Pemersatu Bahasa Indonesia
·
Bahasa Indonesia baku
Mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek dalam bahasa itu.
·
Bahasa Indonesia baku
mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat yang berbahasa Indonesia.
Fungsi Kedua
·
Bahasa Indonesiabakuberfungsi
sebagai penanda kepribadian. Bahasa Indonesiabaku.
·
Merupakan cirri khas yang
membedakannya dengan bahasa – bahasa yang lainnya.
·
Bahasa Indonesiabakumemperkuat
perasaan kepribadian Nasional masyarakat yang berbahasaIndonesiabaku.
Fungsi Ketiga
·
Bahasa Indonesiabakuberfungsi
penambah wibawa. Kepemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa
atau prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai
kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui.
·
Pencapian bahasabaku. Disamping
itu, pemakai bahasa yang baku berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dimata
orang lain.
Fungsi keempat
·
Bahasa Indonesia baku berfungsi
sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang
dimodifikasi secara jelas.
D. Penggunaan kata – kata baku
Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim
digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang belum
lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan
pertimbangan- pertimbangan khusus, Misalnya:
Bahasa Baku - Bahasa Tidak Baku
Cantik sekali – cantik banget
Lurus saja – lempeng saja
Masih kacau – masih sembraut
Uang – duit
Tidak mudah – enggak gampang
Diikat dengan kawat – diikat sama kawat
Bagaimana kabarnya – gimana kabarnya
E.
Contoh –
contoh Kesalahan-Kesalahan Berbahasa Indonesia
Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: (1) ketidakefektifan kalimat (2)
kesalahan pemilihan kata (3) kesalahan penggunaan afiks (4) tidak lengkapnya
fungsi-fungsi kalimat (5) kesalahan pemakaian preposisi (6) pembalikan urutan
kata (7) kesalahan penggunaan konstruksi pasif (8) kesalahan pemakaian
konjungsi (9) ketidaktepatan pemakaian yang (10)
kesalahan dalam pembentukan jamak.
1. Kesalahan Keefektifan Kalimat
Kalimat-kalimat yang dibuat pembelajar tidak efektif karena tidak adanya
kesatuan informasi/arti dan bentuk. Kalimat yang dibuat mengandung lebih dari
satu kesatuan informasi sehingga sering menimbulkan kerancuan dan
ketidaktepatan arti. Bahkan, ada banyak pernyataan yang hanya berisi
jajaran kata-kata saja tanpa arti yang jelas sehingga tidak membentuk sebuah
kalimat yang utuh dari segi bentuk dan maknanya.
Contoh-contoh kesalahan keefektifan kalimat:
1)
Sering keluarga yang dari daerah
pedalaman tinggal di luar kota lama dan banyak adalah petani.
2)
Setelah itu, kendi adalah sedia
untuk membakar dengan teknik ada primitiv sekali.
3)
Menduduki dalam lingkaran
tertawa, makanan, menyanyikan dengan ibu, tutor-tutor dan temannya beristirahat
nanti hari ini mengunjungi tempat-tempat lain di cuaca panas.
4)
Kami juga mengunjungi orang Jawa
di pabrik batik ialah pengalaman lain yang saya mau itu paling baik supaya
melihat-lihat jenis berbeda batik.
5)
Bagaimanapun dewasa ini
pemerintah saya mempunyai dana perwalian dan suatu doktor bisa pekerjaan
banyak alternatif ke obat yang modern, misalnya chiropractice, acupunture,
aromatherapy, ahli pengobat dengan menggunakan kebatinan (faith healing)
reflexology dan hypnotherapy.
Alternatif pembenarannya:
1)
Keluarga dari daerah pedalaman,
yang sebagaian besar adalah petani, sering tinggal di luar kota untuk
waktu yang lama.
2)
Setelah itu, kendi tersebut siap
untuk dibakar dengan teknik tradisional.
3)
Setelah mengunjungi beberapa
tempat, kami dan para tutor beristirahat dengan duduk melingkar sambil
menyanyi, bercanda, dan makan makanan yang disiapkan oleh ibu itu.
4)
Kami mengunjungi orang Jawa
di pabrik batik untuk melihat jenis-jenis batik yang berbeda. Kegiatan itu
merupakan pengalaman lain yang paling baik bagi kami.
5)
Dewasa ini, pemerintah saya
mempunyai dana perwalian yang memungkinkan seorang dokter bisa memadukan
pengobatan alternatif dengan obat yang modern seperti, chiropractice,
acupunture, aromatherapy, faith healing, eflexology dan
hypnotherapy.
2. Kesalahan Pemilihan Kata
Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan
karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan
kata yang tepat. Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata maka akan
terjadi pergeseran arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana diinginkan oleh
penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan
kesalahpaham atas arti/makna yang dimaksudkan penulis.
Penelitian ini
memberi gambaran yang jelas bahwa para pembelajar BIPA banyak melakukan
kesalahan dalam pemilihan kata ketika mereka menyusun kalimat-kalimat
dan atau paragraf. Dari analisis data, terdapat 228 kesalahan dalam pemilihan
kata. Kesalahan yang mereka lakukan meliputi (1) penggunaan kata yang
benar-benar tidak tepat untuk suatu konteks kalimat tertentu (2)
penggunaan kata yang tidak lazim dalam konteks masyrakat Indonesia (3)
pengunaan sinonim kata yang tidak tidak benar-benar tepat sebagaimana dituntut
konteks kalimat tertentu (4) kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip,
seperti penggunaan ada dan adalah , mudahdan murah,
dsb. (5) penggunaan kata-kata yang merupakan hasil terjemahan secara
harafiah dan (6) kesalahan penggunaan kata terjemahan yang
bersinonim, seperti kata to leave yang terjemahan bahasa Indonesianya meninggalkan dan berangkat.Pasangan
kata seperti inilah yang sering dikacaukan dalam penggunaannya.
Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering adalah kataa dan yang
diacaukan dengan kata adalah; penggunaan pronomina kita dengan kami
(yang dalam bahasa Inggris ‘us’) kata berangkat dengan kata meninggalkan
;kata cara dengan kata secara; kata tidak dengan kata bukan;
kata ada dengan kata mempunyi.
Beberapa contoh kesalahan pembelajar dalam memilih kata di paparkan di
bawah ini.
Contoh kesalahan pemilihan kata:
1)
Situasi ini pusing untuk
anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi mereka.
2)
Saya berbicara dengan sopir
sambil naik. Dia ada sopir untuk enam tahun.
3)
Adalah banyak penjual dan pembeli
dalam pasar.
4)
Kami berangkat SMA 3 kira-kira
pada jam sepuluh malam.
5)
Jam empat kami berangkat Hotel
Radisson pergi ke Prambanan Temple.
6)
Setelah itu bis mengambilkan kami
ke tempat yang ramai.
7)
Di Inggris masalah-masalah dengan
disiplin sedang lebih jelek, misalnya kemangkiran dari sekolah, kedatangan yang
terlambat dan kekerasan.
8)
Menurut tradisi, orang Batak
adalah petani nasi tetapi pada waktu sekarang ekonomi Batak sangat beruntung
pada karet dan kopi
Alternatif pembenarannya:
1)
Situasi ini membingungkan
anak-anak dan sangat mempengaruhi mereka.
2)
Saya berbicara dengan sopir
ketika sudah di dalam taksi. Dia sudah menjadi sopir selama enam tahun.
3)
Ada banyak penjual dan pembeli di
dalam pasar itu.
4)
Kami meningglkan SMA 3 kira-kira
pada jam sepuluh malam.
5)
Pada jam empat, kami berangkat
dari Hotel Radisson dan pergi ke Candi Prambanan.
6)
Setelah itu, sopir bis mengantar
kami ke tempat yang ramai.
7)
Di Inggris, masalah
disiplin lebih jelek, misalnya ketidakhadiran ke sekolah,
keterlambatan masuk sekolah dan kekerasan.
8)
Menurut tradisi, orang Batak
adalah petani padi, tetapi sekarang ekonomi masyrakat Batak lebih baik
dengan perkebunan karet dan kopi.
3. Kesalahan Penggunaan Afiks
Kesalahan penggunaan afiks yang ditemukan cukup beragam. Ada banyak
ketidaktepatan dalam menentukan afiks yang akan digunakan dalam proses
verbalisasi maupun nominalisasi. Afiks – afiks tersebut sering digunakan
terbalik-balik, misalnya seharusnya memakai afiks me- tetapi
menggunakan afiks ber- dan demikian pula sebaliknya.
Ketidaktepatan tersebut akan berakibat tidak tepatnyasense kalimat
yang dibentuk dan bergesernya arti kalimat tersebut.
Contoh kesalahan-kesalahan penggunaan afiks:
1)
Saya nikmat perjalan di
Indonesia.
2)
Kalau orang tua perceraian,
anaknya sering tinggal dengan ibunya.
3)
Ketika saya membaca tentang
perkelahian pelajar, saya mengherankan.
4)
Kain batik paling terkenal di
Australia dan sekarang saya tahu bagaimana batik membuat menggunakan dua cara,
batik cap dan batik tulis tangan.
5)
Di Inggris guru-guru harus
beruniversitas untuk tiga tahun kemudian mereka harus pergi ke mengajar TCC
(teacher training college) untuk satu tahun.
6)
Lebih dari itu, Soeharto
memperlihatkan menarik di Agama Islam.
7)
Untuk menulis presentasi ini,
saya dibicara dengan tiga orang.
8)
Mungkin mayoritas orang Indonesia
merasa kecemburuan kepada orang asing.
9)
Dia menyuruh Kunto menyanyakan
polisi.
10)
Dalam karangan ini saya akan
membicara tentang perbedaan keluarga di Yogyakarta atau Jaaawa dan di Inggris.
Alternatif pembenarannya:
1)
Saya menikmati perjalanan
di Indonesia.
2)
Kalau orang tua bercerai,
anak-anaknya sering tinggal bersama ibunya.
3)
Ketika saya membaca berita
tentang perkelahian pelajar, saya heran.
4)
Kain batik paling terkenal di
Australia dan sekarang saya mengetahui cara membuat batik yang
menghasilkan dua jenis batik, batik cap dan batik tulis tangan.
5)
Di Inggris, guru-guru harus
belajar di universitas selama tiga tahun kemudian mereka harus belajar di
TCC (Teacher Training College) selama satu tahun.
6)
Lebih dari itu, Soeharto
memperlihatkan ketertarikannya pada Agama Islam.
7)
Untuk menulis presentasi ini,
saya berbicara dengan tiga orang.
8)
Mayoritas orang Indonesia merasa
cemburu kepada orang asing.
9)
Dia menyuruh Kunto bertanya
kepada polisi.
10)
Dalam karangan ini, saya akan
membicarakan perbedaan keluarga di Yogyakarta atau Jawa dengan keluarga di
Inggris.
4. Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
Kesalahan-kesalahan ini berupa ketidaklengkapan fungsi kalimat yang
meliputi tidak adanya subjek, predikat yang tidak jelas, dan penghilangan
objek pada predikat berverba transitif. Kesalahan tipe ini berjumlah 113
buah. Kesalahan tersebut terbagi atas 49 kesalahan karena tidak bersubjek, 45
kesalahan karena predikat yang tidak jelas, dan 19 kesalahan karena tidak
adanya objek pada predikat yang berverba transitif. Berikut ini akan disajikan
contoh kesalahan-kesalahan tersebut.
Contoh kesalahan karena tidak bersubjek:
1)
Di keraton menarik dan indah
tetapi cuaca lembab dan panas.
2)
Menurut orang wawancara di
Indonesia ada yang bermacam-macam di dapatkan daerah ke daerah.
3)
Untuk saya mengerti bagaimana
mahasiswa mahasiswa tentang pendidikan Indonesia dan khususnya pengajaran
Bahasa Inggris.
4)
Salah satu utama kebaikan
ialah rata-rata guru, saya mengerti bahwa in bagus, semua mahasiswa dikesan.
5)
Sementara adalah orang yang mau
belajar, untuk menjadi guru ide bagus!
Alternatif pembenarannya,
1)
Keraton Yogyakarta menarik
dan indah tetapi cuaca hari ini lembab dan panas.
2)
Menurut orang yang saya
wawancarai, Indonesia mempunyai bermacam-macam kesenian yang
berbeda di setiap daerah.
3)
Saya mengerti pendapat para
mahasiswa tentang pendidikan di Indonesia, khususnya sistem pengajaran
Bahasa Inggris.
4)
Salah satu keunggulan utama ialah
kualitas rata-rata guru. Saya mengerti bahwa ini yang membuat semua siswa
terkesan.
5)
Ada banyak orang yang mau
belajar untuk menjadi guru. Ini ide bagus!
Contoh kesalahan karena predikat kalimat yang tidak jelas
1)
Lebih dari itu, Aromatheraphy ini
untuk ketegangan dan kesantaian, ini lebih baik membakar minyak di dalam kamar.
2)
Umumnya kenakalan remaja dari
rumah atau keluarga rusak.
3)
Dulu sebagian besar guru di
Tim-tim dari pulau-pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka berangkat dari
Tim Tim dan tidak cukup guru untuk sekolah di sana.
4)
Di Indonesia ada banyak upacara
adat, setiap suku aturan-aturan yang harus dilakukan sebelum upacara
pernikahan.
5)
Orang-orang yang tinggal di kota
berbedaan.
Alternatif pembenarannya:
1)
Lebih dari itu, Aromatheraphy ini
berfungsi untuk menghilangkan ketegangan dan menciptakan rasa santai. Ini
dilakukan dengan membakar minyak wangi di dalam kamar.
2)
Umumnya, kenakalan remaja bermula
dari keluarga yang tidak harmonis.
3)
Dulu, sebagian besar guru di
Tim-Tim berasal dari berbagai pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka meninggalkan
Tim-Tim sehingga tidak ada cukup banyak guru untuk sekolah-sekolah di
sana.
4)
Di Indonesia, ada banyak upacara
adat. Setiap suku memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan
sebelum upacara pernikahan.
5)
Orang-orang yang tinggal di kota
berbeda mempunyai kebiasaan yang berneda pula.
Contoh-contoh kesalahan karena tidak adanya objek dalam kalimat yang
berpredikat verba transitif.
1)
Saya menikmati banyak sekali.
2)
Seorang anak jalanan berbicara
kepada saya kalau orang tua angkat mengusir ketika dia berumur sepuluh.
3)
Upacara ini menunda sampai
kelurga bisa mempunyai kadang-kdang ada beberapa bulan.
4)
Bagaimanapun, mereka menjual
terbang onderdil kemudian British aerospace pegawai bepergian dari
Inggris ke Indonesia.
5)
Hidup suku Dani tidak rusah
merubah tetapi saya pikir ubah akan menjadi tak dapat dielakkan.
Alternatif pembenarannya:
1)
Saya sangat menikmati perjalanan
ini.
2)
Seorang anak jalanan berbicara
kepada saya bahwa orang tua angkatnya mengusir dia ketika dia berumur
sepuluh tahun.
3)
Upacara ini ditunda beberapa
bulan sampai keluarga mempunyai cukup banyak uang.
4)
Mereka menjual onderdil pesawat
terbang itu. Kemudian, Pegawai British Aerospace datang ke Indonesia
untuk merakitnya.
5)
Kehidupan Suku Dani tidak perlu
diubah tetapi saya berpikir bahwa perubahan akan terjadi dan itu tak
dapat dielakkan.
5. Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
Kesalahan penggunaan preposisi ini berupa pemakaian preposisi yang tidak
tepat dalam kalimat, tidak dipakainya preposisi dalam kalimat yang menuntut
adanya preposisi, dan pemakaian preposisi yang tidak perlu dalam suatu kalimat.
Dari analisis data, terungkap ada 52 kesalahan dalam hal penggunaan preposisi.
Kesalahan tersebut terbagi atas 29 kesalahan pada pemakaian preposisi yang
tidak tepat, 14 kesalahan karena tidak adanya preposisi dalam kalimat yang
menuntut adanya preposisi, dan 9 kesalahan penggunaan preposisi yang tidak
perlu. Berikut ini akan disajikan beberapa contoh kesalahan-kesalahan
penggunaan preposisi tersebut.
Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat:
1)
Banyak barang-barang dibeli oleh
toko-toko pakaian, makanan, tas, dan lain-lain.
2)
Sebelum makan siang saya menjadi
kuat oleh minum jamu yang “sehat pria”.
3)
Saya kembali di hotel Radisson
naik bis kecil.
4)
Sesudah pertunjukkan kami membeli
oleh-oleh kemudian kami pulang kepada Hotel Radisson.
5)
Mereka hanya boleh tidur untuk
tiga jam sesudah itu mereka harus mengganti dengan lain orang.
Contoh kesalahan karena tidak adanya preposisi:
1)
Kami pergi Pabrik Batik untuk
mengerti tentang proses batik.
2)
Kemudian, kami berjalan kaki
terus Jl. Malioboro ke supermarket.
3)
Hari ini kelompok semua pergi
Sultan Palace naik bis besar.
4)
Soeharto akan selalu diingatkan
orang terkenal dan juga orang jago.
5)
Penyakit gawat seperti penyakit
kuning bisa disembuhkan jamu.
Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak perlu:
1)
Kehidupan di guru-guru tidak
mudah ataukah Anda bekerja di Indonesia atau Skotlandia di mana saya tinggal.
2)
Saya hanya harap, dengan semua
Indonesia penduduk ingat dia dalam sejarah seorang yang membantu Indonesia
menang kemerdekaan dari dua-duanya pemerintah Jepang dan pemerintah Belanda.
3)
Mereka harus ada ‘catalytic
conventer’ dalam juga supaya gas yang beracun akan mengurangi.
4)
Dalam hal di atas, banyak orang
mengadakan tekanan terhadap oleh anaknya supaya mereka membeli mainan dan
gula-gula.
5)
Itu punya partai di politik yang
bernama Golkar.
Alternatif pembenarannya:
1)
Banyak barang dapat dibeli di
toko-toko itu seperti, pakaian, makanan, tas, dan lain-lain.
2)
Sebelum makan siang, saya menjadi
kuat karena minum jamu “sehat pria”.
3)
Saya kembali ke hotel Radisson
naik bis kecil.
4)
Sesudah pertunjukan, kami membeli
oleh-oleh kemudian kami kembali ke Hotel Radisson.
5)
Mereka hanya boleh tidur selama
tiga jam. Sesudah itu, mereka harus bergantian dengan orang lain.
6)
Kami pergi ke pabrik Batik untuk
mengerti proses membuat batik.
7)
Kemudian, kami berjalan kaki
terus ke Jl. Malioboro dan masuk ke supermarket.
8)
Hari ini, semua kelompok
pergi ke ‘Sultan Palace’ dengan naik bis besar.
9)
Soeharto akan selalu diingat sebagai
orang terkenal dan juga seorang pahlawan.
10)
Penyakit gawat, seperti penyakit
kuning, bisa disembuhkan dengan jamu.
11)
Kehidupan guru-guru tidak
mudah baik Anda bekerja di Indonesia ataupun di Skotlandia tempat saya
tinggal.
12)
Saya hanya berharap semua penduduk
Indonesia mengingat dia dalam sejarah sebagai orang yang membantu Indonesia
mencapai kemerdekaan dari kedua penjajah, pemerintah Jepan dan pemerintah
Belanda.
13)
Mereka harus mempunyai ‘catalytic
conventer’ supaya gas yang beracun dapat dikurangi.
14)
Dalam hal di atas, banyak orang
mengadakan tekanan terhadap anak-anaknya supaya mereka membeli mainan dan
gula-gula.
15)
Itu milik partai politik
yang bernama Golkar.
6. Kesalahan Urutan Kata
Urutan kata dimaksudkan sebagai susunan kata untuk membentuk tataran yang
lebih tinggi. Dalam bahasa Indonesia, pada umumnya, sesuatu yang diterangkan
berada di depan yang menerangkan. Namun demikian, sering terjadi kesalahan
dalam urutan ini. Dari hasil analisis data penelitian ini, ada 74 kesalahan
dalam hal urutan kata. Para pembelajar melakukan pembalikan atas urutan kata
sebagaimana terlihat dalam beberapa contoh di bawah ini.
Contoh kesalahan dalam urutan kata:
1)
Hari ini, menarik hari.
2)
Keluarga adalah sosial
kesatuan yang paling penting bagi orang Batak Toba.
3)
Bernama ini ‘Ngelangkahi’.
4)
Kadang-kadang orang yang datang
baru menjadi terkejut, mereka harap memenuhi mimpi mereka.
5)
Jamu saset belum komplit harus
dicampur dengan lain bahan-bahan seperti beras kencur, anggur
merah, madu, dll.
6)
Pada tanggal 16 September
setulisan di halaman sembilan memberi kesan bahwa musik pendidikan memerlukan
sebagai dasar baik sekali untuk humaniora.
7)
Bentuk kedua di polusi datang dari industri.
8)
Mayoritas orang-orang saya
dengan berbicara adalah sopir taksi dan juga tetangga saya di desa
saya.
9)
Terbang itu dipasang oleh British
Aerospace pegawai dari onderdil dari Indonesia.
10)
Dia diajarkan SMA
curikulum yang sama-sama di semua sekolah.
Alternatif pembenarannya:
1)
Hari ini adalah hari yang menarik.
2)
Keluarga adalah kesatuan
sosial yang paling penting bagi orang Batak Toba.
3)
Ini bernama ‘Ngelangkahi’.
4)
Kadang-kadang, orang yang baru
datang menjadi terkejut karena mereka berharap mimpi mereka
terpenuhi.
5)
Jamu saset yang belum komplit
harus dicampur dengan bahan-bahan lain seperti beras kencur, anggur merah,
madu, dll.
6)
Pada tanggal 16 September, sebuah
tulisan di halaman sembilan memberi kesan bahwa pendidikan musik
diperlukan sebagai dasar yang baik untuk pendidikan humaniora.
7)
Kedua bentuk polusi ini berasal
dari industri.
8)
Mayoritas orang-orang yang
berbicara dengan saya adalah sopir taksi dan juga tetangga saya di desa.
9)
Pesawat terbang itu dirakit oleh
pegawai British Aerospace dengan onderdil dari Indonesia.
10)
Dia mengajar sesuai dengan
Kurikulum SMA yang sama di setiap sekolah.
7. Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif
Konstruksi pasif bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan pronomina orang
pertama, kedua, dan ketiga yang mempunyai dua pola yang berbeda. Pola
pertama dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal – (sufiks) + O
menjadi pola pasif O + S + bentuk asal- (suifks) untuk pronomina orang pertama,
kedua, dan ketiga. Pola kedua dapat dibentuk dari pola aktif S + me-
bentuk asal- (sufiks) + O menjadi pola pasif O + di – bentuk asal- (sufiks) +
(oleh) + S hanya untuk pronomina orang ketiga.
Kesalahan penggunaan konstruksi pasif yang terungkap dari penelitian ini
relatif banyak, 37 konstruksi. Kesalahan ini terdiri atas tujuh kesalahan
penggunaan konstruksi pasif pola pertama, dan 30 kesalahan penggunaan
konstruksi pasif pola kedua. Kesalahan penggunaan konstruksi pasif bentuk
kedua ini terjadi karena kesalahan penggunaan afiks-afiks pembentuk konstruksi
aktif-pasif. Di bawah ini beberapa contoh kesalahan-kesalahan tersebut.
Contoh kesalahan penggunaan konstruksi pasif:
1)
Mesjid ini membuat untuk Sultan
pertama.
2)
Di dalam temple
ada banyak kemenyan juga membakar.
3)
Tempat pemujaan ketiga kami
mengunjungi adalah mesjid.
4)
Duduk di rumah ibu merasa
beristirahat jug dan makanan membuat oleh ibu enak sekali.
5)
Dia diajarkan SMA kurikulum yang
sama-sama di semua sekolah.
6)
Dua golongan yang saya mau
melihati untuk soal karangan ini adalaf suku Kubu yang berasal dari Sumatra
Selatan dan Suku Bali Aga yang berasal dari Bali.
7)
Contohnya, ada beberapa LSM
khusus untuk menolong wanita-wanita yang diperkosa, atau untuk menolong
orang-orang yang hilang rumahnya karena banjir atau untuk membangkitkan
kesadaran tentu suatu hari.
8)
Mungkin kebenaran terlalu dasyat
untuk mengakui.
9)
Mungkin kesenian tradisional bisa
mengubah dan mengguna teknik yang modern sehingga pelukisan bisa membuat lebih
cepat.
10)
Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa
ada jumlah penduduk tertinggi, jadi banyak orang dimindahkan ke pulau lain
khususnya Kalimantan dan Sulawesi.
Alternatif pembenarannya:
1)
Mesjid ini dibuat untuk Sultan
pertama.
2)
Di dalam temple,
ada banyak kemenyan dibakar.
3)
Tempat pemujaan ketiga yang kami
kunjungi adalah mesjid.
4)
Kenyamanan kami rasakan ketika
duduk di rumah ibu itu dan makanan yang di buatnya enak sekali.
5)
Kurikulum SMA diajarkan sama di
semua sekolah atau Kurikulum SMA dia ajarkan secara sama di
semua sekolah.
6)
Dua golongan yang ingin saya
lihat sebagai topik karangan ini adalah suku Kubu yang berasal dari Sumatra
Selatan dan Suku Bali Aga yang berasal dari Bali.
7)
Ada beberapa LSM khusus didirikan
untuk menolong wanita-wanita yang diperkosa, atau untuk menolong orang-orang
yang kehilangan rumahnya karena banjir atau untuk membangkitkan kesadaran
tentang suatu hal.
8)
Mungkin, kebenaran terlalu dasyat
untuk diakui.
9)
Mungkin, kesenian tradisional
bisa diubah dengan penggunaan teknik yang modern sehingga lukisan bisa dibuat
lebih cepat.
10)
Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa
mempunyai jumlah penduduk yang banyak sehingga banyak orang
dipindahkan ke pulau lain khususnya Kalimantan dan Sulawesi.
8. Kesalahan Penggunaan Konjungsi
Konjungsi berfungsi sebagai penghubung frasa dan klausa dalam kalimat.
Selain itu, konjungsi juga berfungsi sebagai penghubung antarkalimat dalam
suatu paragraf. Kesalahan penggunaan konjungsi ini akan berakibat tidak
jelasnya makna kalimat karena hubungan antarfrasa dan antarklausa tidak jelas.
Ada 25 kesalahan penggunaan konjungsi yang terungkap dalam penelitian
ini. Kesalah yang cukup menonjol adalah penggunaan konjungsi bahwa dan walaupun ,
masing-masing 9 dan 5 kesalahan. Kesalahan-kesalah yang lain tersebar untuk
konjungsi-konjungsi yang lain. Contoh kesalahan-kesalahan tersebut dipaparkan
di bawah ini.
Contoh kesalahan penggunaan konjungsi:
1)
Guru-guru ada perteman sambil
semua murid berjalan-jalan dan berbicara dengan teman di sekolahnya.
2)
Gereja ini membagun dengan uang
dari orang-orang bahwa menghadiri gereja ini.
3)
Oleh sebabnya, apabila dihadapkan
pada praktek di lapangan kerja, didikan kurang memuaskan.
4)
Menurut saya dan juga semua orang
bahwa saya dibuat wawancara, Indonesia masih memerlukan tenaga kerja asing di
dalam negara itu.
5)
Banyak orang Indonesia rasa
bahwa ibu kota Jakarta adalah tempat yang mana mimpi mereka akan menjadi
penuhi.
6)
Walaupun bahkan adalah memberi
haparan bahwa setiap hari sesudah sampah terkumpul, sampah-sampah itu
dipisahkan menurut jenis bahannya.
7)
ABRI mempunyai banyak pengaruh
daripada dulu dari masyarakat.
8)
Maupun mereka ada
rencana-rencana. misalnya, untuk mengatasi masalah-masalah pemerintah Indonesia
mencoba transmigrasi.
Alternatif pembenarannnya:
1)
Guru-guru sedang mengadakan
perteman ketika semua murid berjalan-jalan dan berbicara dengan teman di
halaman sekolah.
2)
Gereja ini membagun dengan uang
dari orang-orang yang menghadiri gereja ini.
3)
Apabila dihadapkan pada praktek
di lapangan kerja, anak didik kurang memuaskan.
4)
Menurut saya dan juga semua orang
yang saya wawancarai, Indonesia masih memerlukan tenaga kerja
asing.
5)
Banyak orang Indonesia
merasa bahwa ibu kota Jakarta adalah tempat mimipi-mimpi mereka akan terpenuhi.
6)
Sesudah sampah terkumpul,
sampah-sampah itu dipisahkan menurut jenis bahannya.
7)
ABRI mempunyai banyak pengaruh
terhadap masyarakat sejak dulu.
8)
Walaupun demikian mereka
mempunyai rencana-rencana. Misalnya, untuk mengatasi masalah-masalah
kependudukan, pemerintah Indonesia menggalakan program transmigrasi.
9. Kesalahan Penggunaan ‘yang’
Kesalahan pemakaian ‘yang’ yang dilakukan pembelajar BIPA
relatif banyak yaitu 15 kesalahan. Kesalahan yang dilakukan berupa
penggunaan yang dalam kalimat yang tidak
memerlukan ‘yang’ dan sebaliknya ‘yang’ tidak
digunakan ketika kalimat-kalimat memerlukan yang untuk
memperjelas makna kalimat tersebut.
Contoh kesalahan penggunaan’ yang’:
1)
Menurut teman saya, TKA mempunyai
peran yang pentiing sekali di dalam bisnis dan proyek-proyek karena bisa
membantukan masyarakat dan prasarana lokal.
2)
Hampir semua segi bahwa saya
mencari bisa yang dihubungan dengan seluruh Indonesia.
3)
Saluran TV ini swasta dan mereka
bisa menunjuk apa saja mereka mau.
4)
Oleh karena itu, pers Inggris
tidak diperoleh melaporkan satupun yang dikenai buku ini.
5)
Suku Dani masih hidup secara yang
primitif.
Alternatif pembenarannya:
1)
Menurut teman saya, TKA mempunyai
peran penting sekali di dalam bisnis dan proyek-proyek karena bisa membantu
masyarakat dan prasarana lokal.
2)
Hampir semua segi yang saya
temukan bisa dihubungan dengan seluruh Indonesia.
3)
Saluran TV ini adalah saluran
swasta dan mereka bisa mempertunkukan semua hal yang merek mau.
4)
Oleh karena itu, pers Inggris
tidak diperbolehkan melaporkan satupun tentang buku ini.
5)
Suku Dani masih hidup secara primitif.
10. Kesalahan Pembentuk Jamak
Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan mengulang nomina,
penggunaan numeralia, dan penggunaan penanda jamak seperti, beberapa,
sejumlah, para, banyak, sedikit, dsb. Apabila bentuk-bentuk itu digunakan
nomina yang bersangkutan harus dalam bentuk tunggal. Contohnya, buku-buku,
125 buku, beberapa buku.
Kesalahan dalam hal ini adalah pemakaian bentuk beruntun ketika mereka
membuat bentuk jamak. Mereka memakai penanda jamak tetapi nomina tetap diulang
atau sebaliknya ada penanda tunggal tetapi nominanya jamak. Berikut ini
beberapa contoh untuk mendukung penjelasan di atas.
Contoh kesalahan penggunaan bentuk jamak:
1)
Kami didampingi oleh guru pribadi
naik bis ke bermacam-macam trmpat-tempat wisata seperti Keraton, Taman Sari,
pasar burung yang terletal di belakang Taman Sari.
2)
Saya membicarakan dengan beberapa
mahasiswa yang keluarganya tidak mampu untuk mengirimi semua anak-anakny ke
universitas.
3)
Di Inggris, guru-guru merasa
bahwa mereka menerima gajinya yang rendah dan banyak guru-guru berangkat untuk
pekerjaan yang lain.
4)
Contohnya , kalau sesuatu
suku-suku ingin pendidikan atau gereja, dan dokter, mereka seharusnya diberikan
itu.
5)
Banyak pabrik-pabrik sudah
ditutup karena ada lebih murah untuk membuat barang-barang di negeri
asing seperti negeri-negeri Timur karena alasan penggangguran ada lebih
kejahatan daripada banyak tahhun yang lalu.
Alternatif pembenarannya:
1)
Kami didampingi oleh guru pribadi
naik bis ke bermacam-macam tempat wisata seperti, Keraton, Taman Sari,
dan pasar burung yang terletak di belakang Taman Sari.
2)
Saya berbicara dengan beberapa
mahasiswa yang keluarganya tidak mampu menyekolahkan semua anaknya ke
universitas.
3)
Di Inggris, guru-guru merasa
bahwa mereka menerima gaji yang rendah dan banyak guru meninggalkan profesi itu
untuk mencari pekerjaan yang lain.
4)
Contohnya , kalau sesuatu suku
menginginkan fasilitas pendidikan, gereja, dan dokter, mereka seharusnya
mendapatkannya.
5)
Pabrik-pabrik sudah ditutup
karena pembuatan barang-barang di negeri asing seperti negara-negera Timur
lebih murah karena alasan banyak penggangguran.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Catatan data yang
telah direkam pada berita REDAKSI SORE TRANS7 pada tanggal 07 juni 2014 pkl
16.30 wib. Adalah sebagai berikut :
Terima kasih anda masih bersama di REDAKSI
SORE TRANS7.
Pasca kampanye
pasangan calon presiden dan wakil presiden, giat melakukan penggalangan
dokumen. Calon wakil presiden nomor urut satu Hatta Rajasa membaur dengan
pedagang pasar, sementara calon presiden Jokowi menemui tokoh ulama sekaligus
melakukan ziarah. Sedangkan Jusuf Kallla yang juga calon wakil presiden nomor
urut dua melakukan kunjungan di Pekan Baru sebelum terbang ke Bandung Jawa
Barat.
Akhir pekan membuat antusiasme
warga tampak menyambut calon wakil presiden nomor urut satu Hatta Rajasa yang
hadir di pasar tradisional tambun selatan dan pasar induk cibitung bekasi jawa
barat. Pedagang dan pengunjung pasar berebutan bersalaman dan berfoto serta
mengungkapkan usulan kpada calon wakil presiden. Dalam jadwal kampanye akhir
pekan Hatta Rajasa berkunjung kesejumlah pasar dan pesantren, pasangan prabawo
sugianto iniyakin bisa meningkatkan suara di wilayah bekasi sampai dengan 65%.
“ Saya menginginkan jangan sampai terjadi harga yang tidak stabil, pasokan
yang kurang. Kalau terjadi tidak kestabilan yang pertama terganggu adalah para
penjual kita, yang kedua kami juga memikirkan untuk refitalisasi dan perbaikan
pada pasar-pasar tradisional.” Ucap calon wakil presiden nomor urut satu Hatta
Rajasa.
Dengan pengawalan ketat
sabtu siang ribuan warga menyambut ketika Jokowi tiba di masjid An-Nur
kelurahan empang kecamatan Bogor selatan, kota Bogor, Jawa Barat. Capres koalisi
PDIP ini menemui belasan ulama sebelum sholat berjamaah didalam masjid. Jokowi
juga sempat melakukan ziarah ke makam Habib Abdullah Bin Mukhsin.
“Kepada para tim media,
doakan saja agar perjalanan kami lancar, dan mendapatkan hal yang lebih baik.”
Tutur Jokowi setelah sholat berjamaah di masjid An-Nur.
Sementara Jusuf Kalla
disibukan dengan agenda kampanye di pekan baru. Calon wakil presiden nomor urut
dua ini melakukan pengukuhan tim kemenangan dan relawan Jokowi JK. Acara
digelar di DPD partai NASDEM dan juga dihadiri ketua dan simpatisan partai
koalisi.
Sebelumnya Jusuf Kalla
berkunjung kerumah salah satu tokoh budayawan Riau Thomas Evendi. Selain
memeberikan pemaparan kebangsaan dan gotong royong, Jusuf Kalla juga
menyampaikan pentingnya peningkatan faktor ekonomi bangsa.
Tim liputan TRANS7.
B.
Analisis Data
saya telah menganalisa
tentang penggunaan bahasa yang digunakan dalam acara berita “Redaksi Sore
Trans7 ” di stasiun televisi swasta yaitu Trans7, pada hari Sabtu, 07
juni 20114, pukul 16.30 WIB. Setelah saya menonton, mengamati dan
mendeskripsikan bahasa yang digunakan oleh penyiar berita merupakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, dan sudah sesuai dengan EYD.
Didalam acara berita ini juga
sering menggunakan majas, misalnya “wakil calon presiden giat melakukan
penggalangan dokumen”. Dalam kalimat ini majas yang digunakan adalah majas
personafikasi, kemudian penyiar juga menggunakan singakatan yang mudah
dimengerti dan familiar seperti “Capres koalisi PDIP ini menemui belasan
ulama..”
Kalimat yang diucapkan oleh
penyiar berita merupakan bahasa yang efektif sehingga mudah dimengerti
contohnya pada pembuka berita “Terima kasih anda masih bersama Redaksi Sore
Trans7, pasca kampanye pasangan calon
presiden dan wakil presiden, giat melakukan penggalangan dokumen.” kalimat ini efektif karena
tidak bertele-tele.
Penggunaan kata baku banyak
digunakan penyiar berita misalnya dalam kampanye akhir pekan dan lain lain.
Penyebutan lafal bahasa Indonesia dengan benar pun sudah diterapkan misalnya
“Jokowi juga sempat melakukan ziarah ke makam Habib Abdullah Bin Mukhsin” jika
menggunakan lafal bahasa Indonesia yang tidak benar maka kata “sempat” akan dibaca
“sempet”.
Acara berita Redaksi Sore Trans7
ini sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik, benar dan efektif seperti apa
yang saya jelaskan diatas, dan bahasa yang digunakan dalam penyampaian berita
sudah menggandung Ejaan Yang sudah Disempurnakan, serta memenuhi kapasitas
sebagai sebuah berita yang baik, yaitu menyampaikan berita dengan bahasa yang
formal, akurat dan tepat.
C.
Hasil Analisis Data
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahawa berita tersebut sudah
termasuk berita yang baik, karena penggunaan bahasa baku yang baik. Bahasa
penyiaran berita televisi sudah memenuhi penggunaan bahsa yang baik dan benar
seusai dengan EYD. Penerapan Bahasa Baku pun sudah baik dan benar. Tidak ada
penggunaan bahasa tidak baku dalam penyiaran berita televisi tersebut.
Walaupun ada beberapa kata ynag menggunakan majas akan
tetapi kalimat-kalimatnya mudah dimengerti dan dipahami. Berita tersebut sudah menggunakan
bahasa Indonesia yang baik, benar dan efektif seperti apa yang saya jelaskan
dianalisis data, dan bahasa yang digunakan dalam penyampaian berita sudah
menggandung Ejaan Yang sudah Disempurnakan, serta memenuhi kapasitas sebagai
sebuah berita yang baik, yaitu menyampaikan berita dengan bahasa yang formal,
akurat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati,Uti.2009.Ragam Bahasa
Indonesia.Intan Pariwara : Jakarta
www.google.com/bahasa-baku-dan-tidak-baku-search
www.google.com/tut-wuri-handayani-search
www.google.com/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar-search
Ceritalucu-ceritagokil.blogspot.com/2012/08/asal-usul-dan-arti-bahasa-gaul-dan-alay.html?m=1
http//:id.shvoong.com/social-sciences/education/2037534-trend-penggunaan-bahasa-indonesia-di-internet
m.kompasiana.com/post/edukasi/2012/09/23/bahasa-indonesiaku-yang-diremehkan
2.bp.blogspot.com/-p5adY_p6M78/T4V6k3drvI/AAAAAAAABDY/BGQ6XooDZvo/s1600/tut%2Bwuri%2Bhandayani%Blogo.jpeg
Donnadorothyviviana.blogspot.com/2012/11/makalah-bahasa-baku-tidak-baku.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar